Paradoks menjadi orang tua adalah Anda menyemangati anak tertua Anda saat mereka berlomba ke depan, sambil menggendong anak bungsu Anda erat-erat, berharap waktu akan berhenti. Di satu sisi, itu mencerminkan diri kita sendiri—menginginkan lebih banyak keajaiban di depan, bahkan ketika kita merasa kita mendekati titik tengah perjalanan kita sendiri.